Makna Lukisan Sunflower Karya Van Gogh


Bagi Vincent van Gogh, bunga matahari mengandung energy, gairah dan kekuatan. Meskipun dilukiskan secara muram, sunflower Van Gogh menunjukkan betapa ketakjuban dan energy dapat diutarakan melalui warna-warna yang hidup dengan sapuan kuas yang tebal dan bangun yang dilebih-lebihkan. Pemakaian warna kuning yang nyaris sama terangnya dengan matahari itu, memiliki “kepentingan khusus” bagi Van Gogh. Gairahnya untuk kembali menemukan kebahagiaan, kehangatan keluarga, dan hidup normal tercermin dalam lukisannya.

“The Sunflower is mine in a way,” ujar Van Gogh dalam suratnya kepada Theo, saudaranya yang paling ia cintai, pada Januari 1889. Dan untuk kebanyakan orang, nama besarnya kerap diidentikkan secara unik dengan bunga matahari. Drawing dan lukisan sunflower mulai dibuat tahun 1887 di Paris, ketika Van Gogh mengamati proses pertumbuhan bunga matahari di sebuah taman di sekitar Mountmartre. Di akhir musim, saat kepala bunga itu terkulai, ia menemukan momen yang sangat fantastis sekaligus aneh.


Di ruamhnya di Aries Van Gogh kembali memperluas interpretasinya terhadap sosok bunga matahari. Kecintaanya terhadap bunga ini diungkapkannya pada Emile Bernard dalam sebuah surat dan mengatakan. “Saya sudah berpikir untuk menghias separuh ruang studio saya dengan sejumlah gambar bunga matahari.”


Lukisan bunga matahari adalah bagian dari kepekaan dam kecintaannya pada alam. Selebihnya masih tersimpan puluhan lukisan tentang bunga, gunung, pepohonan, binatang ternak, burung, kupu-kupu, yang mengungkapkan bagaimana alam telah menjadi sumber inspirasi seninya. Seperti yang dikatakan pada Theo, “Kamu membutuhkan inspirasi, sinar dari atas yang tidak dapat dalam diri kita sendiri, untuk menciptakan sesuatu yang indah.” Nampaknya keluarga pun berperan besar dalam membentuk kecintaannya pada alam. Masa kecilnya dilewati di daerah perkebunan, Zundert, ketika ia sering bermain di hutan cemara, yang menumbuhkan kesadarannya akan kekuatan alam. Kesan di masa kecil itulah yang menyentuhnya sangat dalam, sehingga ketika Gogh dirawat di rumah sakit Anies ia menulis kembali pada Theo, “Selama saya sakit, saya melihat kembali setiap kamar di rumah kita di Zundert. Setiap tanaman di kebun, padang rumput di luar rumah, tetangga, gereja, dapur taman di belakang…”

Alam pula yang mengantar keberpihakannya pada kaum tani. Dalam sebuah surat kepada orang tuanya di tahun 1883, Van Gogh menulis, “Menurut saya, seorang petani sederhana adalah manusia yang paling beradab. Di kota, memang kita menemukan sejumlah orang yang seperti bangsawan, tetapi jarang sekali menjadi manusia baik. Sebenarnya di desa, kita menemukan manusia bijaksana dari pada di kota yang telah terjerembab dalam kegelapan, kebodohan….”

Comments

Popular Posts